Minggu, 12 Juni 2016

Judul: Jurnal Pengaruh Struktur Organisasi terhadap kinerja Karyawan

Trisna Shinta Dewi
Jurusan DIII- Administrasi Bisnis.
Politeknik Negeri Bandung

Abastract


Organizing is the process of structuring the organization in accordance with organizational objectives, resource-its resources, and the surrounding conditions. Organizing done to achieve the strategic objectives of an organization should begin with several stages, one of which is the process of designing the organization. The pattern of specific relationships in this process as the organizational structure. The organizational structure can be defined as a mechanism for formal mechanism by which the organization is managed. The organizational structure set out how job tasks are divided, grouped, and coordinated formally (Robbins, 1996: 166). The organizational structure shows the framework and composition embodiments consistent pattern of relationships between functions, sections or positions as well as those that show the position, duties, powers and responsibilities vary within an organization.
The organizational structure contains the elements of labor specialization, standardization, coordination, centralized or decentralized decision-making and scale (size) of the working unit (Handoko, 2003: 169). Theory says that there is the effect of organizational structure on the performance of employees in a company, depending on the form of organizational structure used by the company. The organizational structure of the company tend to be different. The organizational structure is commonly used is a simple structure, bureaucracy and structure of the matrix. Specifically, the structure should follow strategy. If management made an important change in the strategy of the organization, the structure will need to be modified to accommodate and support these changes (Chandler, in Robbins: 183). Various forms of organizational structure tends to affect where every form of organizational structure has strengths and weaknesses of each.
Each company is facing a change in the organizational environment and this causes each company had to adapt to the environmental changes that it faces. Organizational restructuring carried out for the Company feels the existing organization is not in accordance with the demands of the company. In this paper will discuss how all aspects of organizational structure simultaneously greatly affect the performance of employees in which there are the scope of organizational structure, centralization, decentralization and delegation, led as a driver. The author of this article is based on research compiled and books that have been there, so it has a strong theoretical foundation.




Struktur organisasi
Para ahli banyak memberikan arti organisasi, ada yang menekenakan organisasi sebagai suatu wadah dan ada yang memandang organsiasi sebagai suatu organisme dinamis. Organisasi sebagai suatu wadah adalah memandang organisasi dengan pendekatan structural atau melihatnya hanya dalam bentuk gambaran structural organisasi. Cirinya adalah:
·         Organisasi digambarkan sebagai kotak-kotak yang berhubungan antara kedudukan dan jabatan yang dipegang oleh seseorang.
·         Organisasi digambarkan sebagai garis wewenang dan tanggung jawab masing-masing
·         Organisasi dipandang sebagai fungsi dan pencapaian tujuan.
Sedangkan organisasi sebagai suatu organisme memandang dengan pendekatan prilaku dan menganggap hidupnya suatu organisasi tersebut ada karena adanya kegiatan manusia yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. Ciri khasnya adalah:
·         Berbagai aktivitas pegawai seperti memproduksi, penjualan, pelayanan dan lain sebagainya.
·         Adanya usaha seseorang memberikan hasil dan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, selalu mengupayakan pengembangan dan perbaikan baik secara jumlah maupun kualitas.
·         Mengupayakan memakai seluruh sumber daya yang ada secara maksimal dan optimal, yang berarti menerapkan efisiensi dan memaksimalkan kinerja organisasi.
·         Adanya usaha yang bertujuan untuk dapat mengalahkan pesaing-pesaing mereka.
Sebuah organisasi dapat juga diartikan sebagai kerjasama dari sekelompok orang yang membentuk sistem untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pada sebuah organisasi terdapat kerjasama, sekelompok orang, dan tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan itu dapat tercapai bila dalam melaksanakan kerjasama ada koordinasi yaitu hubungan dan keselarasan diantara orang-orang. Biasanya tujuan yang ingin dicapai tersebut akan mengalami perombakan dan perbaikan sesuai dengan fungsi, peran, dan visi-misi organisasi yang bersangkutan, oleh karenanya sekelompok orang tersebut tetap bekerjasama selama tujuan tersebut belum tercapai secara sempurna.
Sebuah organisasi dapat dikatakan sebagai organisasi yang baik apabila memiliki prinsip sebagai berikut, yaitu:
·         Visi dan misi.
Suatu organisasi harusnya memiliki visi dan misi yang mudah dipahami oleh semua pegawai organisasi tersebut.
·         Tujuan yang jelas.
Tujuan yang jelas dan mudah dimengerti perlu dirumuskan yang merupakan turunan dari visi dan misi yang ada.
·         Skala hirarki.
Mulai dari pimpinan tingkat atas sampai pimpinan tingkat bawah memberikan garis kewenangan yang jelas, berarti garis pertanggungjawabannya, garis pelimpahan wewenang akan lebih efektif begitu juga proses pengambilan keputusan, koordinasi suatu organisasi tersbut dan sistem komunikasinya.
·         Kesatuan perintah dan wewenang
Perintah dan wewenang hendaknya berasal dari satu orang pimpinan, pegawai yang mendapat perindah lebih dari satu pimpinan akan menimbulkan kebingungan.
·         Pertanggungjawaban.
Pegawai bertanggungjawab atas pekerjaannya terhadap orang yang memberi perintah.
·         Pembagian Pekerjaan dan Fungsional
Pekerjaan dibagi atas beberapa bagian per unitnya sesuai fungsi yang ada di organisasi.
·         Keseimbangan.
Pekerjaan dibagi-bagi sesuai dengan kapasitas sumber daya yang ada.pada  setiap unit.
·         Fleksibilitas.
Sewaltu-waktu diupayakan semua sumberdaya yang ada didalam organisasi dapat saling membantu dan bekerjasama untuk mewujudkan tujuan organisasi tersebut.
·         Rentang Kendali.
Jumlah pegawai yang mampu dikendalikan oleh seorang pimpinan dapat ditentukan pada kemampuan dan motivasi yang dimiliki oleh pimpinan serta kualitas dari bawahan.
·         Kepemimpinan dan Keputusan.
Dominasi yang umum dari penerapan gaya kepemimpinan puncak sentralisasi/desentralisasi pengambilan keputusan.

Bentuk Organisasi

Organisasi adalah sekumpulan dari beberapa orang yang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Adapun terdapat beberapa macam bentuk struktur organisasi yaitu :

1.      Organisasi Lini
Organisasi Garis / Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
·         Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang
·         Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
·         Jumlah karyawan sedikit
·         Sarana dan alatnya terbatas
·         Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer
·         Organisasi kecil
Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah : 
·         Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
·         Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar 
·         Proses decesion making berjalan cepat 
·         Disiplin dan loyalitas tinggi 
·         Rasa saling pengertian antar anggota tinggi
·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah :
·         Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis
·         Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
·         Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
·         Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi
2.      Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung.

Ciri :
  • Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
  • Karyawan banyak
  • Organisasi besar 
  • Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi:
a.       Personel lini
b.      Personel staf
·         Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :
  • Ada pembagian tugas yang jelas
  • Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
  • Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
  • Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place
  • Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
·         Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah :
  • Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan
  • Proses decesion makin berliku-liku
  • Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoilsystem patronage
  • Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya

3.      Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut
      Ciri :
·         Organisasi kecil
·          Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
·         Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
·          Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
·         Pengawasan dilakukan secara ketat

·         Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :
·         Program tearah, jelas dan cepat
·         Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
·         Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat
·         Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik
·         Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik
·         Solidaritas antar anggota yang tinggi
·         Moral serta disiplin keija yang tinggi
·         Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik
·         Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi
·         Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
·         Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis

 Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah :
·         Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
·         Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakan
·         Insiatif perseorangan sangat dibatasi
·         Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu
·         Menekankan pada rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang
     
4.       Organisasi Matrik
Organisasi matrik disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu or­ganisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikum­pulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan. Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bidang penelitian dan pengembangan. Organisasi matrik akan menghasilkan wewenang ganda di mana wewenang horison­tal diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dcngan keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur formalnya. Sebagai akibat anggota organisasi matrik mempunyai dua wewenang, hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya para anggotanya juga harus melaporkan kepada dua atasan
Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul, biasanya manajer proyck diberi jaminan untuk melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah di mana manajer proyek tersebut akan langsung lapor kepada manajer puncak
Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah Pada fleksibelitas dan kemampuannya dalam memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang unik serta pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak mengganggu struktur organisasi yang ada. Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah Manajer proyek tak bisa mengkoor­dinir berbagai bagian yang berbeda hingga menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu dikarenakan penyimpangan pclaksanaan perintah untuk masing-masing individu. Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin timbul, maka manajer proyek biasanya diberi wewenang khusus yang penting, misalnya: dalam menentukan gaji, mempromosikan atau melakukan perlakuan personalia

5.      Organisasi Komite
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen Organisasi komite terdiri dari :
1)      Executive Committe (Pimpinan komite), Yaitu para anggotanya mempunayi wewenang lini
2)      Staff Committee ,Yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf
·         Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah :
  • Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
  • Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil
  • Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin
·      Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah :
  • Proses decesion making sangat lamban
  • Biaya operasional rutin sangat tinggi
  • Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab


Kinerja organisasi

Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu hasil dari sebuah proses tertentu yang di lakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiaatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. Bagi organisasi kinerja merupakan hasil dari kegiatan  kerja sama di antara anggota atau semua komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Kinerja juga merupakan sebuah produk dari suatu kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mecapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen, sedangkan organisasi adalah sekelompok orang yang secara forma disatukan di dalam satu kerjasassma untuk mencapai tujjuan yang telah ditetapkan. Jadi dapat diambil bahwa Kinerja Organisasi adalah hasil kerja yang di dapatkan di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Beberapa kriteria dalam menilai kinerja organisasi pelayanan public adalah berikut ini:
a.       Efisiensi
Merupakan segala sesuatu yang berhubungan tentang keberhasilan organisasi pelayanan public mendapatkan keuntungan, memanfaatkan faktor produksi serta pertimbangan yang berasasl dari rasionalitas ekonomis.
b.      Efektifitas
Adalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengukur seberapa baik semua komponen organisaasi  berkerja dan menggunakan informasi, guna memastikan bahwa pelaksanaannya memenuhi standar sekarang dan meningkat sepanjang waktu, yang pada dasarnya menekankan pada bagaiman cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
c.       Keadilan
Keadilan untuk mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan public.
d.      Daya Tanggap
Segala sesuatu yang ada didalam organiasi dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran/tujuan ( Bastian 2001 : 33 dalam buku manajemen publik ) yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elemen – elemen indikator berikut ini :
·         Indikator masukan ( inputs ) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar organisasi mampu menghasilkan produknya, baik barang atau jasa yang meliputi sumber daya manusia, informasi, kebijakan dan sebagainya.
·         Indikator keluaran ( outputs ) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.
·         Indikator hasil ( outcomes ) adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
·         Indikator dampak ( impacts ) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Dalam pembahasan kinerja organisasi selalu dibicarakan dan dibedakan mengenai organisasi privat dan organisasi publik. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja organisasi antara privat dan publik pun secara khusus juga dapat dikatakan berbeda. Untuk membedakan suatu organisasi tertentu adalah organisasi privat atau organisasi publik juga ada indikatornya.
Ada 3 indikator yang umumnya digunakan sebagai ukuran sejauh mana kinerja organisasi berorientasi keuntungan ( profit oriented ), ( Bastian, 2001 : 335 – 336 dalam buku manajemen publik ) adalah sebagai berikut :

·         Efektifitas adalah hubungan antara input dan output dimana penggunaan barang dan jasa dibeli oleh organisasi untuk mencapai output tertentu.
·         Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·         Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input, dimana pembelian barang dan jasa dilakukan pada kualitas yang diinginkan dan harga terbaik yang dimungkinkan.


Kinerja karyawan
Sebagai individu kenerja setiap orang diperngaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada 3 kelompok, yaitu kompetensi individu, dukungan orangisai dan dukungan manajemen. Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemampuan, keterampilan kerja, motivasi dan etos kerja. Kemampuan dan keterampilan kejra setiap orang dipengaruhi kebugaran fisik dan jiwa individu yang bersangkutan , pendidikan , akmulasi pelatiham, dan pengalaman kerjanya. Kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan akan bekerja keras dan  dalam waktu yang lama, sama halnya dengan kesehatan jiwa yang akan membuat karyawan menjadi konsisten dan terkonsentrasi melakukan pekerjaaan. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu invesetasi sumberdaya manusia, semakin lama waktu yang digunakan seseorang dalam pendidikan dan pelatihan maka semakin tinggi pula kemampuan atau kompetensinya melakukan suatu pekerjaan dan kinerjanya. Pengalaman kerja dapat memperdalam kemampuan kerja, seamakin sering seseroang melakukan pekerjaan yang sama semakin terampil dan mahir dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi dan etos kerja sangat penting perannya dalam mendorong semangat kerja. Keduanya dipengaruhi oelh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya, dan nilai agama yang dianutnya.

Setelah itu ada Dukungan organisasi. Kinerja setiap orang juga bergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasaraan kerja, kenyamanan lingkungan kerja serta kondisi dan syarat kerja.pengorganisasian dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap orang tenteang sassran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap orang perlu memiliki dan memahami uraian jabatan dan uraian tugas yang jelas.  Demikian juga penyediaan saran dan alat kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap orang. Penggunaan peralatan dan teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk meningatakan kinerja, akan tetapi juga dipandang utnuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja. Kondisi kerja mencakup kenyamanan lingkungan kerja, aspek keselamatan dan keseshatankerja suarat kerja, sistem pengupahan dll.  Hal tersebut mempengaruhi kenyamanan untuk melakukan tugas yang lebih lanjut mempengaruhi kinerja setiap orang. Progaram keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditingkatan nkan saja untuk menghindarai kecelakaan kerja, kerusakan alat dan gangguan produksi, akan tetapi juga untuk menignkatkan kinerja karyawan atau pekerja.

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat bergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan baik dengan membangun sistem kerja dan dengan mengembangkan kompetensi pekerja. Demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan memobilisasi seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal. Dalam rangka pengembangan kompetensi pekerja, manajemen dapat melakukan antara lain:

a.       Mengidientifikasi dan emngoptimalkan pemanfaatan kekuatan, keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh setiap pekerja
b.      Mendorong pekerja untuk terus belajar meningkatkan wawasan dan pengetahuannya
c.       Membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada pekerja untuk belajara, baik secara pribadi maupun melalui pendidikan dan pelatihan yang dirancang dan diprogramkan.
d.      Membantu setiap orang yang menghadapi kesulitan dalam melakukan tugas, misalnya dengan memberikan bimbingan , penyuluhan pelatihan atau pendidikan.

Disamping mengembangkan kemampuan teknis, manajemen juga mempunyai peranan dominan dan stragtegis untuk membangun motivasi kerja, dan etos kerja, baik melalui penciptaan sistem maupun melakui upaya memberik kepuasan bekerja. Kepuasan bekerja dapat ditumbuhbkan antara lain dengan:
·         Menciptakan variasi penugasan
·         Membuka tantangan baru
·         Memberik kesempatan utnuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
·         Membuka kesempatan dan mendorong untuk terusbelajar
·         Memberikan penghargaan dan insentif
·         Mebangun komunikasi dua arah.

Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif, yaitu:
1) adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan
2) adanya objektivitas dalam proses evaluasi.
Sedangkan dari sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang Siagian (2003) menjelaskan bahwa bagi individu penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya.Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasikebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program
pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasi kan secara sistematik.

Locher & Tell seperti dikutip Keban (2004 ) mengatakan bahwa penilaian kinerjabertujuan untuk menentukan kompetensiperbaikan kinerja, umpa balik, dokumentasi, promosi, pelatihan, mutasi, pemecatan, pemberhentian penelitian kepe gawaian dan perencanaan tenaga kerja. Menurut Pasolong (2008 ) Tujuan penilaian kinerja adalah sebagaiberikut :
·         Sebagai dasar untuk memberikan kompensasi kepada pegawai yang setimpal dengan kinerjanya.
·         Sebagai dasar untuk melakukan promosi bagi pegawai yang memiliki kinerja yang baik
·         Sebagai dasar untuk melakukan mutasi terhadap pegawai yang kurang cocok dengan pekerjaannya.
·         Sebagai dasar untuk melakukan demosi terhadap pegawai yang kurang atau tidak memiliki kinerja yang baik.
·         Sebagai dasar untuk melakukan pemberhentian pegawai yang tidak lagi mampu melakukan pekerjaan.
·         Sebagai dasar memberikan diklat terhadap pegawai, agar dapat meningkat  kan kinerjanya.
·         Sebagai dasar untuk menerima pegawai baru yang sesuai dengan pekerjaan yang tersedia.
·         Sebagai dasar untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu organisasi.

Pimpinan sebagai penggerak
Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititikberatkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi­-fungsi manajemen, terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien Bertitik tolak dari hal-hal tersebut di atas, maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang /bawahannya. Bagi suatu organisasi yang ingin memperoleh kemajuan dalam rangka pencapaian tujuannya,maka kepemimpinan yang baik mutlak dibutuhkan, supaya dapat:
·         menghindarkan keputusan-keputusan yang bersifat untung- untungan/ spekulatif, sehingga dapat diputuskan lebih terarah.
·         menghindarkan pengambilan keputusan yang tergesa-gesa.
·         menggunakan tenaga kerja clan alat produksi yang dimiliki organisasi secara efektif dan efisien.
Karena tenaga manusia merupakan salah satu alat produksi dan sekaligus merupakan mitra yang paling penting bagi organisasi serta mempengaruhi keberhasilan dari organisasi tersebut, maka hendaknya penggunaan tenaga kerja dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, di samping memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan kata lain pimpinan harus dapat mengarahkan elemen-elemen yang ada secara baik, teratur dan terarah. Untuk mencapai hal tersebut tentu memerlukan kerjasama yang baik di antara pimpinan clan bawahan. Dan untuk mewujudkan hal demikian dibutuhkan penerapan manajemen yang baik pula.
·         Apabila elemen-elemen di atas kurang diperhatikan oleh pimpinan, maka cenderung akan menimbulkan gejala-gejala/pengaruh negatif,antara lain:
·         Para pegawai/bawahan kurang menuniukkan semangat dan disiplin kerja secara baik.
·         Pelayanan terhadap masyarakat kurang efektif dan efisien dan sebagai akibat selanjutnya adalah tingkat produktivitas organisasi relatif rendah pula.
instrument dalam satu organisasi yang memiliki kekuatan dan kekuasaan tertentu untuk melancarkan kegiatan organisasi dalam mengejar tujuan bersama. Selanjutnya, menurut Kartono kepemimpinan juga dapat dilihat sebagai produk satu keadaan, yang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :
·         Pribadi kepemimpinan dengan cara hidup dan filsafat hidupnya
·         Struktur kelompok dengan cirri khasnya.
·         Problema dan kejadian-kejadian yang berlangsung pada saat itu.

Kemudian dikemukakan oleh Davis (1989) bahwa tanggung jawab seorang pemimpin adalah untuk mendorong kelompok kepemimpinan arah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat. Anggota-anggota kelompok perlu merasakan bahwa meraka memiliki sesuatu yang bermanfaat dan harus dilakukan dengan sumber-sumber daya serta kepemimpinan yang ada. Menurut Winardi (2001) mengatakan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki kemampuan untuk membangkitkan di dalam kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional pengikutnya. Gaya kepemimpinan pemerintahan Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut:

a.       Gaya motivasi
Yaitu pemimpin dalam menggerakan crang-orang dengan mempergunakan motivasi baik yang berupa imbalan ekonomis , dengan memberikan hadiahhadia  (penghargaan), jadi bersifat positif, maupun yang berupa ancaman (hukuman ). Dalam hubungan ini kepemimpinan pemerintahan di Indonesia sedapat-dapatnya menekankan pada pemberian motivasi yang bersifat positif.
b.      Gaya Pengawasan
Yaitu kepemimpinan yang dilandaskan kepada perhatian seorang pemimpin terhadap perilaku kelompok. Dengan adanya kepemimpman tersebut maka gaya kepemimpinan yang paling ideal dalam menggerakan dan meningkat kan produktivitas kerja pegawai adalah gaya motivasi dan gaya pengawasan, di mana gaya motivasi pemimpin berupaya mengajak para pegawainya untuk turut serta secara bersama-sama menjalankan organisasi agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Sementara gaya pengawasan, pemimpin berusaha memperhatikan bawahannya sebagai manusia yang bermartaba, disisi lain pemimpin selalu memperhatikan proses produksi serta metode-metode dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif, sebagaimana disebutkan di atas, adalah gaya kepemimpinan motivasi dan gaya kepemimpinan pengawasan yang mendorong dan mengajak pegawai serta selalu memperhatikan bawahan dalam untuk mningkatkan produktivitas pegawai.

Kesimpulan
Berdasarkan Seluruh data yang didapat , penulis mengambil kesimpulan bahwa sebuah struktur organisasi secara  simultan berpengaruh sangat kuat terhadap kinerja karyawan, dimana di dalam sebuah organisasi yang baik akan menghasilkan sebuah kinerja yang baik pula bagi anggotannya. Tergantung dari jenis organisasi , bentuk organisasi yang sesuai dengan fungsi sebuah organisi tersebut akan sangat membantu dalam kejelasan hirarki jabatan.

Karyawan didalam sebuah organissasi akan dipengaruhi juga oleh Kompetensi karyawan itu sendiri, Pemimpin , Manajemen dan aturan-aturan yang ada didalam organisasi tersebut. Antara organisasi dan karyawan keduanya saling berpengaruh , ketika satu sama lain sudah berjalan sesuai dengan aturan maka akan tercapai tujuan baik dari organisasi maupun pribadi dari karyawan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Juni, Donni, dkk. 2015. Manajemen Perkantoran: Efektif, Efisien, dan Profesional. Bandung. Penerbeit: Alfabeta
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta. Penerbit: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hill, McGraw. 2006. Organizations: Behavior, Structure, Processes. Singapur. Penerbit: McGraw-Hill Education (Asia).
Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung. Penerbit: Akbar Limas Perkasa,CV.
Ivancevich, John M, dkk. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi Ketujuh. Jakarta. Penerbit: PT Gelora Aksara Pratama.


Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 4%

Date: Wednesday, June 08, 2016
Statistics: 147 words Plagiarized / 3543 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Judul : Pengaruh Struktur Organisasi terhadap kinerja Karyawan Nama : Trisna Shinta Dewi Nim : 145213020