Judul: Jurnal Pengaruh
Struktur Organisasi terhadap kinerja Karyawan
Trisna Shinta Dewi
Jurusan
DIII- Administrasi Bisnis.
Politeknik
Negeri Bandung
Abastract
Organizing is the process of structuring
the organization in accordance with organizational objectives, resource-its
resources, and the surrounding conditions. Organizing done to achieve the
strategic objectives of an organization should begin with several stages, one
of which is the process of designing the organization. The pattern of specific
relationships in this process as the organizational structure. The
organizational structure can be defined as a mechanism for formal mechanism by
which the organization is managed. The organizational structure set out how job
tasks are divided, grouped, and coordinated formally (Robbins, 1996: 166). The
organizational structure shows the framework and composition embodiments
consistent pattern of relationships between functions, sections or positions as
well as those that show the position, duties, powers and responsibilities vary
within an organization.
The organizational structure contains the elements of labor specialization, standardization, coordination, centralized or decentralized decision-making and scale (size) of the working unit (Handoko, 2003: 169). Theory says that there is the effect of organizational structure on the performance of employees in a company, depending on the form of organizational structure used by the company. The organizational structure of the company tend to be different. The organizational structure is commonly used is a simple structure, bureaucracy and structure of the matrix. Specifically, the structure should follow strategy. If management made an important change in the strategy of the organization, the structure will need to be modified to accommodate and support these changes (Chandler, in Robbins: 183). Various forms of organizational structure tends to affect where every form of organizational structure has strengths and weaknesses of each.
Each company is facing a change in the organizational environment and this causes each company had to adapt to the environmental changes that it faces. Organizational restructuring carried out for the Company feels the existing organization is not in accordance with the demands of the company. In this paper will discuss how all aspects of organizational structure simultaneously greatly affect the performance of employees in which there are the scope of organizational structure, centralization, decentralization and delegation, led as a driver. The author of this article is based on research compiled and books that have been there, so it has a strong theoretical foundation.
The organizational structure contains the elements of labor specialization, standardization, coordination, centralized or decentralized decision-making and scale (size) of the working unit (Handoko, 2003: 169). Theory says that there is the effect of organizational structure on the performance of employees in a company, depending on the form of organizational structure used by the company. The organizational structure of the company tend to be different. The organizational structure is commonly used is a simple structure, bureaucracy and structure of the matrix. Specifically, the structure should follow strategy. If management made an important change in the strategy of the organization, the structure will need to be modified to accommodate and support these changes (Chandler, in Robbins: 183). Various forms of organizational structure tends to affect where every form of organizational structure has strengths and weaknesses of each.
Each company is facing a change in the organizational environment and this causes each company had to adapt to the environmental changes that it faces. Organizational restructuring carried out for the Company feels the existing organization is not in accordance with the demands of the company. In this paper will discuss how all aspects of organizational structure simultaneously greatly affect the performance of employees in which there are the scope of organizational structure, centralization, decentralization and delegation, led as a driver. The author of this article is based on research compiled and books that have been there, so it has a strong theoretical foundation.
Struktur
organisasi
Para ahli banyak memberikan arti organisasi, ada yang menekenakan
organisasi sebagai suatu wadah dan ada yang memandang organsiasi sebagai suatu
organisme dinamis. Organisasi sebagai suatu wadah adalah memandang organisasi
dengan pendekatan structural atau melihatnya hanya dalam bentuk gambaran
structural organisasi. Cirinya adalah:
·
Organisasi digambarkan sebagai kotak-kotak yang
berhubungan antara kedudukan dan jabatan yang dipegang oleh seseorang.
·
Organisasi digambarkan sebagai garis wewenang dan
tanggung jawab masing-masing
·
Organisasi dipandang sebagai fungsi dan pencapaian
tujuan.
Sedangkan organisasi sebagai suatu organisme memandang dengan
pendekatan prilaku dan menganggap hidupnya suatu organisasi tersebut ada karena
adanya kegiatan manusia yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. Ciri
khasnya adalah:
·
Berbagai aktivitas pegawai seperti memproduksi,
penjualan, pelayanan dan lain sebagainya.
·
Adanya usaha seseorang memberikan hasil dan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, selalu mengupayakan pengembangan dan
perbaikan baik secara jumlah maupun kualitas.
·
Mengupayakan memakai seluruh sumber daya yang ada
secara maksimal dan optimal, yang berarti menerapkan efisiensi dan
memaksimalkan kinerja organisasi.
·
Adanya usaha yang bertujuan untuk dapat mengalahkan
pesaing-pesaing mereka.
Sebuah organisasi dapat juga diartikan sebagai kerjasama dari
sekelompok orang yang membentuk sistem untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
pada sebuah organisasi terdapat kerjasama, sekelompok orang, dan tujuan yang
ingin dicapai, dan tujuan itu dapat tercapai bila dalam melaksanakan kerjasama
ada koordinasi yaitu hubungan dan keselarasan diantara orang-orang. Biasanya
tujuan yang ingin dicapai tersebut akan mengalami perombakan dan perbaikan
sesuai dengan fungsi, peran, dan visi-misi organisasi yang bersangkutan, oleh
karenanya sekelompok orang tersebut tetap bekerjasama selama tujuan tersebut
belum tercapai secara sempurna.
Sebuah organisasi dapat dikatakan sebagai organisasi yang baik apabila
memiliki prinsip sebagai berikut, yaitu:
·
Visi dan misi.
Suatu organisasi harusnya memiliki visi dan misi
yang mudah dipahami oleh semua pegawai organisasi tersebut.
·
Tujuan yang jelas.
Tujuan yang jelas dan mudah dimengerti perlu
dirumuskan yang merupakan turunan dari visi dan misi yang ada.
·
Skala hirarki.
Mulai dari pimpinan tingkat atas sampai pimpinan
tingkat bawah memberikan garis kewenangan yang jelas, berarti garis
pertanggungjawabannya, garis pelimpahan wewenang akan lebih efektif begitu juga
proses pengambilan keputusan, koordinasi suatu organisasi tersbut dan sistem
komunikasinya.
·
Kesatuan
perintah dan wewenang
Perintah dan wewenang hendaknya berasal dari satu
orang pimpinan, pegawai yang mendapat perindah lebih dari satu pimpinan akan
menimbulkan kebingungan.
·
Pertanggungjawaban.
Pegawai bertanggungjawab atas pekerjaannya terhadap
orang yang memberi perintah.
·
Pembagian Pekerjaan dan Fungsional
Pekerjaan dibagi atas beberapa bagian per unitnya
sesuai fungsi yang ada di organisasi.
·
Keseimbangan.
Pekerjaan dibagi-bagi sesuai dengan kapasitas
sumber daya yang ada.pada setiap unit.
·
Fleksibilitas.
Sewaltu-waktu diupayakan semua sumberdaya yang ada
didalam organisasi dapat saling membantu dan bekerjasama untuk mewujudkan
tujuan organisasi tersebut.
·
Rentang Kendali.
Jumlah pegawai yang mampu dikendalikan oleh seorang
pimpinan dapat ditentukan pada kemampuan dan motivasi yang dimiliki oleh
pimpinan serta kualitas dari bawahan.
·
Kepemimpinan dan Keputusan.
Dominasi yang umum dari penerapan gaya kepemimpinan
puncak sentralisasi/desentralisasi pengambilan keputusan.
Bentuk
Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan
dari beberapa orang yang melakukan kegiatan tertentu untuk
mencapai tujuan bersama. Adapun
terdapat beberapa macam bentuk struktur organisasi yaitu :
1.
Organisasi
Lini
Organisasi Garis / Lini
adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara
vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya Bentuk lini juga disebut bentuk
lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua
dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi
Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
·
Hubungan antara
pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang
·
Selain top manajer ,
manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
·
Jumlah karyawan
sedikit
·
Sarana dan alatnya
terbatas
·
Bentuk lini pada
perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer
·
Organisasi kecil
Kebaikan dari
struktur organisasi ini adalah :
·
Atasan
dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
·
Rasa solidaritas dan spontanitas
seluruh anggota organisasi besar
·
Proses decesion making berjalan
cepat
·
Disiplin dan loyalitas tinggi
·
Rasa saling pengertian antar anggota
tinggi
· Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah
:
·
Ada tendensi gaya
kepernimpinan otokratis
·
Pengembangan
kreatifitas karyawan terhambat
·
Tujuan top manajer
sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
·
Karyawan tergantung
pada satu orang dalam organisasi
2.
Organisasi Lini dan Staf
Organisasi Lini dan Staf
adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan
wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan
pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola
organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf
dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran
nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada
struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara
langsung.
- Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
- Karyawan banyak
- Organisasi besar
- Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi:
a. Personel lini
b. Personel staf
· Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah
:
- Ada pembagian tugas yang jelas
- Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
- Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
- Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place
- Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
· Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah
:
- Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan
- Proses decesion makin berliku-liku
- Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoilsystem patronage
- Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya
3.
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh
F.W.Taylor yaitu suatu bentuk
organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang
memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur
ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas
dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut
Ciri :
Ciri :
·
Organisasi kecil
·
Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja
staf ahli
·
Spesialisasi dalam
pelaksanaan tugas
·
Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
·
Pengawasan dilakukan
secara ketat
· Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah
:
·
Program
tearah, jelas dan cepat
·
Anggaran,
personalia, dan sarana tepat dan sesuai
·
Kenaikan pangkat
pejabat fungsional cepat
·
Adanya pembagian tugas
antara kerja pikiran dan fisik
·
Dapat dicapai tingkat
spesialisasi yang baik
·
Solidaritas antar
anggota yang tinggi
·
Moral serta disiplin
keija yang tinggi
·
Koordinasi antara
anggota berjalan dengan baik
·
Mempromosikan
ketrampilan yang terspesialisasi
·
Mengurangi duplikasi
penggunaan sumber daya yang terbatas
·
Memberikan kesempatan
karir bagi para tenaga ahli spesialis
Kelemahan
dari struktur organisasi ini adalah :
·
Pejabat fungsional
bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
·
Pangkat pejabat
fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit
dilaksanakan
·
Insiatif perseorangan
sangat dibatasi
·
Sulit untuk melakukan
pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang
tertentu
·
Menekankan pada
rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek strategis jangka panjang
4.
Organisasi Matrik
Organisasi matrik
disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu organisasi di mana
penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang
mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan
lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini
khususnya di bidang penelitian dan pengembangan.
Organisasi matrik akan menghasilkan wewenang ganda
di mana wewenang horisontal diterima manajer proyek sedangkan wewenang
fungsionalnya yaitu sesuai dcngan keahliannya dan tetap akan melekat sampai
proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur formalnya. Sebagai akibat
anggota organisasi matrik mempunyai dua wewenang, hal ini berarti bahwa dalam
melaksanakan kegiatannya para anggotanya juga harus melaporkan kepada dua
atasan
Untuk mengatasi
masalah yang mungkin timbul, biasanya manajer proyck diberi jaminan untuk
melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah di mana manajer proyek
tersebut akan langsung lapor kepada manajer puncak
Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah Pada fleksibelitas dan kemampuannya dalam
memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang unik
serta pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak mengganggu struktur
organisasi yang ada. Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah Manajer proyek tak bisa mengkoordinir berbagai bagian
yang berbeda hingga menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu
dikarenakan penyimpangan pclaksanaan perintah untuk masing-masing individu.
Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin timbul, maka manajer proyek biasanya
diberi wewenang khusus yang penting, misalnya: dalam menentukan gaji,
mempromosikan atau melakukan perlakuan personalia
5.
Organisasi Komite
Organisasi
komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh
sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan
atau board dengan pluralistic manajemen
Organisasi komite terdiri dari :
1)
Executive Committe
(Pimpinan komite), Yaitu
para anggotanya mempunayi wewenang lini
2)
Staff Committee ,Yaitu orang-orang yang hanya
mempunyai wewenang staf
· Kelebihan
dari struktur organisasi ini adalah :
- Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
- Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil
- Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin
· Kelemahan dari struktur
organisasi ini adalah :
- Proses decesion making sangat lamban
- Biaya operasional rutin sangat tinggi
- Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab
Kinerja
organisasi
Kinerja dapat dikatakan sebagai suatu hasil dari sebuah proses tertentu
yang di lakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber
tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari
serangkaian proses kegiaatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
dalam sebuah organisasi. Bagi organisasi kinerja merupakan hasil dari
kegiatan kerja sama di antara anggota
atau semua komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Kinerja juga merupakan sebuah produk dari suatu kegiatan administrasi, yaitu
kegiatan kerjasama untuk mecapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut
sebagai manajemen, sedangkan organisasi adalah sekelompok orang yang secara
forma disatukan di dalam satu kerjasassma untuk mencapai tujjuan yang telah
ditetapkan. Jadi dapat diambil bahwa Kinerja Organisasi adalah hasil kerja yang
di dapatkan di dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Beberapa kriteria dalam menilai kinerja organisasi pelayanan public
adalah berikut ini:
a. Efisiensi
Merupakan segala sesuatu yang berhubungan tentang
keberhasilan organisasi pelayanan public mendapatkan keuntungan, memanfaatkan
faktor produksi serta pertimbangan yang berasasl dari rasionalitas ekonomis.
b. Efektifitas
Adalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengukur seberapa baik semua komponen organisaasi berkerja dan menggunakan informasi, guna
memastikan bahwa pelaksanaannya memenuhi standar sekarang dan meningkat sepanjang
waktu, yang pada dasarnya menekankan pada bagaiman cara mencapai hasil yang
dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
c. Keadilan
Keadilan untuk mempertanyakan distribusi dan
alokasi layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan public.
d. Daya Tanggap
Segala sesuatu yang ada didalam organiasi dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini
Indikator kinerja adalah ukuran
kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran/tujuan ( Bastian 2001 : 33
dalam buku manajemen publik ) yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elemen –
elemen indikator berikut ini :
·
Indikator masukan ( inputs ) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
agar organisasi mampu menghasilkan
produknya, baik barang atau jasa yang meliputi sumber daya manusia, informasi,
kebijakan dan sebagainya.
·
Indikator keluaran ( outputs ) adalah sesuatu yang
diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun nonfisik.
·
Indikator hasil ( outcomes ) adalah segala sesuatu yang
terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
·
Indikator dampak ( impacts ) adalah pengaruh yang
ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
Dalam
pembahasan kinerja organisasi selalu dibicarakan dan dibedakan mengenai
organisasi privat dan organisasi publik. Indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja organisasi antara privat dan publik pun secara khusus juga
dapat dikatakan berbeda. Untuk membedakan suatu organisasi tertentu adalah
organisasi privat atau organisasi publik juga ada indikatornya.
Ada 3 indikator
yang umumnya digunakan sebagai ukuran sejauh mana kinerja organisasi
berorientasi keuntungan ( profit oriented ), ( Bastian, 2001 : 335 – 336 dalam buku manajemen publik ) adalah sebagai berikut :
·
Efektifitas adalah hubungan antara input dan output
dimana penggunaan barang dan jasa dibeli oleh organisasi untuk mencapai output
tertentu.
·
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan,
dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan
dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·
Ekonomis adalah hubungan antara pasar dan input, dimana
pembelian barang dan jasa dilakukan pada kualitas yang diinginkan dan harga
terbaik yang dimungkinkan.
Kinerja karyawan
Sebagai individu kenerja setiap orang diperngaruhi oleh banyak faktor
yang dapat digolongkan pada 3 kelompok, yaitu kompetensi individu, dukungan
orangisai dan dukungan manajemen. Kompetensi individu adalah kemampuan dan
keterampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang pengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu kemampuan, keterampilan kerja, motivasi dan etos kerja. Kemampuan
dan keterampilan kejra setiap orang dipengaruhi kebugaran fisik dan jiwa
individu yang bersangkutan , pendidikan , akmulasi pelatiham, dan pengalaman
kerjanya. Kebugaran fisik membuat orang mampu dan tahan akan bekerja keras
dan dalam waktu yang lama, sama halnya
dengan kesehatan jiwa yang akan membuat karyawan menjadi konsisten dan terkonsentrasi
melakukan pekerjaaan. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu invesetasi
sumberdaya manusia, semakin lama waktu yang digunakan seseorang dalam
pendidikan dan pelatihan maka semakin tinggi pula kemampuan atau kompetensinya
melakukan suatu pekerjaan dan kinerjanya. Pengalaman kerja dapat memperdalam
kemampuan kerja, seamakin sering seseroang melakukan pekerjaan yang sama
semakin terampil dan mahir dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi dan
etos kerja sangat penting perannya dalam mendorong semangat kerja. Keduanya
dipengaruhi oelh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat, budaya, dan
nilai agama yang dianutnya.
Setelah itu ada
Dukungan organisasi. Kinerja setiap orang juga bergantung pada dukungan
organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasaraan
kerja, kenyamanan lingkungan kerja serta kondisi dan syarat kerja.pengorganisasian
dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap orang
tenteang sassran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
sasaran tersebut. Setiap orang perlu memiliki dan memahami uraian jabatan dan
uraian tugas yang jelas. Demikian juga
penyediaan saran dan alat kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap orang. Penggunaan
peralatan dan teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk
meningatakan kinerja, akan tetapi juga dipandang utnuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan kerja. Kondisi kerja mencakup kenyamanan lingkungan kerja, aspek
keselamatan dan keseshatankerja suarat kerja, sistem pengupahan dll. Hal tersebut mempengaruhi kenyamanan untuk
melakukan tugas yang lebih lanjut mempengaruhi kinerja setiap orang. Progaram
keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditingkatan nkan saja untuk menghindarai
kecelakaan kerja, kerusakan alat dan gangguan produksi, akan tetapi juga untuk
menignkatkan kinerja karyawan atau pekerja.
Kinerja
perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat bergantung pada kemampuan
manajerial para manajemen atau pimpinan baik dengan membangun sistem kerja dan
dengan mengembangkan kompetensi pekerja. Demikian juga dengan menumbuhkan
motivasi dan memobilisasi seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal. Dalam
rangka pengembangan kompetensi pekerja, manajemen dapat melakukan antara lain:
a. Mengidientifikasi
dan emngoptimalkan pemanfaatan kekuatan, keunggulan dan potensi yang dimiliki
oleh setiap pekerja
b. Mendorong
pekerja untuk terus belajar meningkatkan wawasan dan pengetahuannya
c. Membuka
kesempatan yang seluas-luasnya kepada pekerja untuk belajara, baik secara
pribadi maupun melalui pendidikan dan pelatihan yang dirancang dan
diprogramkan.
d. Membantu setiap
orang yang menghadapi kesulitan dalam melakukan tugas, misalnya dengan
memberikan bimbingan , penyuluhan pelatihan atau pendidikan.
Disamping mengembangkan kemampuan teknis, manajemen juga mempunyai
peranan dominan dan stragtegis untuk membangun motivasi kerja, dan etos kerja,
baik melalui penciptaan sistem maupun melakui upaya memberik kepuasan bekerja.
Kepuasan bekerja dapat ditumbuhbkan antara lain dengan:
·
Menciptakan variasi penugasan
·
Membuka tantangan baru
·
Memberik kesempatan utnuk berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan
·
Membuka kesempatan dan mendorong untuk terusbelajar
·
Memberikan penghargaan dan insentif
·
Mebangun komunikasi dua arah.
Terdapat kurang
lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang
efektif, yaitu:
1) adanya
kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif; dan
2) adanya
objektivitas dalam proses evaluasi.
Sedangkan dari
sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang Siagian (2003) menjelaskan
bahwa bagi individu penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang
berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada
gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan
karirnya.Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti
identifikasikebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi,
program
pengenalan,
penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses
manajemen sumber daya manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian
yang baik harus dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang
ditetapkan secara rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasi
kan secara sistematik.
Locher &
Tell seperti dikutip Keban (2004 ) mengatakan bahwa penilaian kinerjabertujuan
untuk menentukan kompetensiperbaikan kinerja, umpa balik, dokumentasi, promosi,
pelatihan, mutasi, pemecatan, pemberhentian penelitian kepe gawaian dan
perencanaan tenaga kerja. Menurut Pasolong (2008 ) Tujuan penilaian kinerja
adalah sebagaiberikut :
·
Sebagai
dasar untuk memberikan kompensasi kepada pegawai yang setimpal dengan
kinerjanya.
·
Sebagai
dasar untuk melakukan promosi bagi pegawai yang memiliki kinerja yang baik
·
Sebagai
dasar untuk melakukan mutasi terhadap pegawai yang kurang cocok dengan
pekerjaannya.
·
Sebagai
dasar untuk melakukan demosi terhadap pegawai yang kurang atau tidak memiliki kinerja
yang baik.
·
Sebagai
dasar untuk melakukan pemberhentian pegawai yang tidak lagi mampu melakukan
pekerjaan.
·
Sebagai
dasar memberikan diklat terhadap pegawai, agar dapat meningkat kan kinerjanya.
·
Sebagai
dasar untuk menerima pegawai baru yang sesuai dengan pekerjaan yang tersedia.
·
Sebagai
dasar untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu organisasi.
Pimpinan
sebagai penggerak
Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini
adalah masalah kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam
kehidupan suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu
mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititikberatkan kepada
pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau
kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,
terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah
pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien Bertitik tolak
dari hal-hal tersebut di atas, maka berhasil tidaknya suatu usaha pencapaian
tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan
pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang
/bawahannya. Bagi suatu organisasi yang ingin memperoleh kemajuan dalam rangka
pencapaian tujuannya,maka kepemimpinan yang baik mutlak dibutuhkan, supaya
dapat:
·
menghindarkan keputusan-keputusan yang bersifat
untung- untungan/ spekulatif, sehingga dapat diputuskan lebih terarah.
·
menghindarkan pengambilan keputusan yang tergesa-gesa.
·
menggunakan tenaga kerja clan alat produksi yang
dimiliki organisasi secara efektif dan efisien.
Karena tenaga manusia merupakan salah satu alat
produksi dan sekaligus merupakan mitra yang paling penting bagi organisasi
serta mempengaruhi keberhasilan dari organisasi tersebut, maka hendaknya
penggunaan tenaga kerja dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, di samping
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan kata lain pimpinan
harus dapat mengarahkan elemen-elemen yang ada secara baik, teratur dan
terarah. Untuk mencapai hal tersebut tentu memerlukan kerjasama yang baik di
antara pimpinan clan bawahan. Dan untuk mewujudkan hal demikian dibutuhkan
penerapan manajemen yang baik pula.
·
Apabila elemen-elemen di atas kurang
diperhatikan oleh pimpinan, maka cenderung akan menimbulkan
gejala-gejala/pengaruh negatif,antara lain:
·
Para pegawai/bawahan kurang menuniukkan semangat
dan disiplin kerja secara baik.
·
Pelayanan terhadap masyarakat kurang efektif dan
efisien dan sebagai akibat selanjutnya adalah tingkat produktivitas organisasi
relatif rendah pula.
instrument dalam
satu organisasi yang memiliki kekuatan dan kekuasaan tertentu untuk melancarkan
kegiatan organisasi dalam mengejar tujuan bersama. Selanjutnya, menurut Kartono
kepemimpinan juga dapat dilihat sebagai produk satu keadaan, yang ditentukan
oleh tiga faktor, yaitu :
·
Pribadi
kepemimpinan dengan cara hidup dan filsafat hidupnya
·
Struktur
kelompok dengan cirri khasnya.
·
Problema
dan kejadian-kejadian yang berlangsung pada saat itu.
Kemudian dikemukakan
oleh Davis (1989) bahwa tanggung jawab seorang pemimpin adalah untuk mendorong
kelompok kepemimpinan arah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat.
Anggota-anggota kelompok perlu merasakan bahwa meraka memiliki sesuatu yang
bermanfaat dan harus dilakukan dengan sumber-sumber daya serta kepemimpinan
yang ada. Menurut Winardi (2001) mengatakan bahwa seorang pemimpin haruslah
memiliki kemampuan untuk membangkitkan di dalam kekuatan-kekuatan emosional
maupun rasional pengikutnya. Gaya kepemimpinan pemerintahan Indonesia secara
garis besar adalah sebagai berikut:
a.
Gaya
motivasi
Yaitu
pemimpin dalam menggerakan crang-orang dengan mempergunakan motivasi baik yang
berupa imbalan ekonomis , dengan memberikan hadiahhadia (penghargaan), jadi bersifat positif, maupun
yang berupa ancaman (hukuman ). Dalam hubungan ini kepemimpinan pemerintahan di
Indonesia sedapat-dapatnya menekankan pada pemberian motivasi yang bersifat
positif.
b.
Gaya
Pengawasan
Yaitu
kepemimpinan yang dilandaskan kepada perhatian seorang pemimpin terhadap
perilaku kelompok. Dengan adanya kepemimpman tersebut maka gaya kepemimpinan
yang paling ideal dalam menggerakan dan meningkat kan produktivitas kerja
pegawai adalah gaya motivasi dan gaya pengawasan, di mana gaya motivasi
pemimpin berupaya mengajak para pegawainya untuk turut serta secara
bersama-sama menjalankan organisasi agar tujuan yang telah direncanakan dapat
tercapai sebagaimana yang diharapkan. Sementara gaya pengawasan, pemimpin
berusaha memperhatikan bawahannya sebagai manusia yang bermartaba, disisi lain
pemimpin selalu memperhatikan proses produksi serta metode-metode dalam
meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Dari uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif, sebagaimana disebutkan di atas,
adalah gaya kepemimpinan motivasi dan gaya kepemimpinan pengawasan yang
mendorong dan mengajak pegawai serta selalu memperhatikan bawahan dalam untuk
mningkatkan produktivitas pegawai.
Kesimpulan
Berdasarkan
Seluruh data yang didapat , penulis mengambil kesimpulan bahwa sebuah struktur
organisasi secara simultan berpengaruh
sangat kuat terhadap kinerja karyawan, dimana di dalam sebuah organisasi yang
baik akan menghasilkan sebuah kinerja yang baik pula bagi anggotannya.
Tergantung dari jenis organisasi , bentuk organisasi yang sesuai dengan fungsi
sebuah organisi tersebut akan sangat membantu dalam kejelasan hirarki jabatan.
Karyawan didalam
sebuah organissasi akan dipengaruhi juga oleh Kompetensi karyawan itu sendiri, Pemimpin
, Manajemen dan aturan-aturan yang ada didalam organisasi tersebut. Antara
organisasi dan karyawan keduanya saling berpengaruh , ketika satu sama lain
sudah berjalan sesuai dengan aturan maka akan tercapai tujuan baik dari organisasi
maupun pribadi dari karyawan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Juni, Donni,
dkk. 2015. Manajemen Perkantoran:
Efektif, Efisien, dan Profesional. Bandung. Penerbeit: Alfabeta
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta.
Penerbit: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hill, McGraw. 2006. Organizations: Behavior, Structure, Processes. Singapur. Penerbit:
McGraw-Hill Education (Asia).
Chaniago, Harmon. 2013. Manajemen Kantor Kontemporer. Bandung.
Penerbit: Akbar Limas Perkasa,CV.
Ivancevich, John M, dkk. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi
Ketujuh. Jakarta. Penerbit: PT Gelora Aksara Pratama.
Plagiarism Checker X
Originality Report
Similarity Found: 4%
Date: Wednesday, June 08,
2016
Statistics: 147 words
Plagiarized / 3543 Total words
Remarks: Low Plagiarism
Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------